Sabtu, 26 Februari 2011

Fungsi Kurikulum dalam Pembelajaran Yang Efektif

Oleh :

RISNA, S.Pd



A. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah Perangkat yang vital (pokok) dalam suatu proses belajar mengajar dalam sistem pendidikan. Perkembangan prestasi belajar siswa atau peserta didik secara khusus pada lembaga pendidikan maupun pelaksanaan pendidikan secara nasional sangat dipengaruhi oleh aspek kurikulum. Menurut Rusman (2009 : 1) Secara khusus kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada suatu lembaga pendidikan sehingga kurikuum memegang peranan dalam mewujudkan sekolah yang bermutu/berkualitas.
Tantangan pengembangan kurikulum sebagai perangkat strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan saat ini semakin kompleks. Mulai dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi iptek (sosioIogis (aspek-aspek kemasayarakatan), perubahan kebijakan (politik) adalah masalah-masalah yang harus dijawab dan dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Setiap kurikulum yang akan diberlakukan sebaiknya disusun dengan perencanaan yang baik dan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum diundangkan. Penyusunan perencanaan kurikulum harus mengacu pada penerapan prinsip-prinsip dan fungsi-fungsi kunikulum. Penerapan prinsip dan fungsi kurikulum pada lembagalembaga pendidikan sebaiknya memberi ruang yang seluas-Iuasnya kepada berbagai pihak pengelola, pelaksana dan subyek didik dalam penyusunannya.
Namun, pada beberapa lembaga pendidikan yang ada, konsistensi penerapan prinsip dan fungsi kurikulum ini masih mengalami beberapa kendala, salah satunya pada prinsip bagaimana pengelolaan kurikulum harus menguatkan pencapaian visi, misi, dan tujuan kurikulum. Masalah yang lain adalah belum maksimalnya fungsi pelibatan masyarakat dalam pengembangan kurikulum. Keterlibatan masyarakat pada dasarnya diharapkan untuk memberikan saran, pertimbangan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan nilai-nilai dan kondisi masyarakat lokal di mana kurikulum itu akan diberlakukan.
Fakta penerapan kurikulum yang tidak konsisten pada prinsip-prinsip perencanaan kurikulum pernah penulis saksikan di suatu daerah kepulauan di Sulawesi Selatan. Pemerintah daerah bersama pengelola dalam hal ini kepala sekolah dan pelaksana/guru menerapkan mata pelajaran “Muatan Lokal” yang mana isi atau materi pelajarannya tidak mengacu pada kondisi sosial budaya masyarakatnya atau tidak mencerminkan sistem kehidupan masyarakat nelayan. Buku acuan yang dipakai dalam mata pelajaran muatan lokal justru berisi materi tentang bercocok tanam (bertani) yang baik. Sistem sosial dan budaya pada kedua kelompok masyarakat tersebut mempunyai perbedaan ldealnya materi yang dicantumkan dalam pelajaran tersebut disesuaikan dengan kondisi lokal mengambarkan tentang apa dan bagaimana mengelola laut. Misalnya, keanekaragaman hayati laut serta bagaimana cara menjaga keberlangsungan/kelestarian alam laut. Seharusnya para pihak yang terkait langsung dengan persoalan tersebut melakukan pengkajian serta monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum khususnya kurikulum bersifat lokal. Selain itu, masalah ini bisa terjadi karena ada upaya penyeragaman sumber belajar dan materi pelajaran oleh pihak yang berkepentingan. “Bercocok tanam di atas laut” demikian hal ini, adalah masalah yang sebaiknya dicarikan solusi yang arif oleh setiap pihak yang berkepentingan demi tercapainya cita-cita pendidikan yang dapat melahirkan generasi yang cerdas, mandiri dan peka terhadap sekitarnya.
Penerapan kurikulum pada lembaga pendidikan dapat terlaksana sesual dengan hal-hal yang dibahas sebelumnya, apabila memperhatikan prinsip dan fungsi-fungsi kurikulum. Di dalam makalah ini penulis akan membatasi pembahasan dalam ruang Iingkup penerapan prinsip serta fungsi manajemen kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan.


B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimanakah fungsi kurikulum dalam perencanaan pembelajaran yang efektif?
b. Bagaimanakah keterkaitan fungsi kurikulum, dalam perencanaan pembelajaran yang efektif?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk memahami fungsi kurikulum dalam perencanaan pembelajaran yang efektif?
b. Untuk mengetahui keterkaitan fungsi kurikulum, dalam perencanaan pembelajaran yang efektif?

D. KAJIAN PUSTAKA
1. Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka terlebih dahulu kita harus memahami prinsip dan fungsi pengelolaan kurikulum. Menurut Rusman (2009 : 4), ada lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pengelolaan kurikulum, yaitu sebagai berikut :
a. Produktivitas, yang akan akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar basil belajar dapat sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subyek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama positif dan berbagai pihak terlibat.
d. Efektivltas, dan efisien rangkaian kegelatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan dua hal, yaltu efektifitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan, yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan vlsi, misi dan tujuan kurikulum.

2. Fungsi Kurikulum
Selain prinsip-prinsip manajemen kurikulum, Rusman (2009 : 17-20) mengemukakan beberapa fungsi manajemen kurikulum, yaitu :
1. Mengelola perencanaan kurikulum, artinya pihak daerah maupun sekolah berfiungsi mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, kemapuan dan kondisi daerah yang mengacu pada Kurikulum Standar bersifat nasional yang telah dirumuskan oleh pemerintah pusat. Untuk itu dalam perencanaan kurikulum perlu dikembangkan secara spesifik, efektif, efisien, relevan dan komperehensip.
2. Mengelola Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum sebenarnya bentuk aktualisasi dan kurikulum yang telah direncanakan. Bentuk implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswa untuk mencapai tujuan kurikulum yang telah ditetapkan. Muara keberhasilan kurikulum secara actual akan ditentukan oleh implementasi kurikulum di lapangan melalui pembelajaran. Sering terjadi implementasi atau pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam kurikulum, sehingga mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan.
Hal ini sejalan dengan pilar-pilar pendidikan yang dikemukakan UNESCO (dalam Rusman, 2009 18), belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajor menjodi din sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together). Oleh karena itu, implementasi kurikulum harus dikelola secara professional, efektif dan efisien yang mengacu kepada empat pilar tersebut di atas serta konsisten dengan perencanaan kurikulum yang telah dikembangkan, sehingga ranah koignitif, adektif dan psikomotoriknya yang tertuang dalam indikatot (tujuan) dapat terwujud melalui palaksanaan kurikulum tersebut.
3. Mengelola Pelaksanaan Evakuasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum secara legal formal tertuang dalam pasal 57 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar bagi pelaksanaan evaluasi kurikulum. Isi pasal 57 ayat (1) adalah “evaluasi dilaksanakan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pada ayat (2) berbunyi “evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan pada jalu formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan.
Kegiatan evaluasi harus dilakukan secara sistemik, sistematis dan komprehensif yang mengacu pada visi, misi dan tujuan kurikulum. Pengendalian mutu (quality control) hasil pelaksanaan kurikulum dapat ditentukan oleh kegiatan evaluasi kurikulum maupun pembelajaran. Kegiatan evaluasi merumuskan kisi-kisi, instrument dan melaksanakan evaluasi kurikulum dan pembelajaran harus dikelola secara profesional. Salah satu pengaruh otonomi sekolah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran diantaranya guru perlu merumuskan kisi-kisi, membuat instrument dan melaksanakan evaluasi kurikulum dan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan evaluasi kurikulum dan pembelajaran secara tepat dan benar.
4. Mengelola Perumusan Penetapan Kriteria dan Pelaksanaan Kenaikan Kelas / Kelulusan
Kriteria kenaikan kelas harus dipahami betul oleh kepala sekolah maupun guru, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil suatu keputusan yang keliru. Kegiatan kenaikan kelas ini merupakan lanjutan dan kegiatan evaluasi kurikulum dan pembelajaran yang dilakkan secara objektif, integritas dan komperehensif. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut perolehan hasil belajar secara tuntas (mastery learning). Penetapan criteria kelulusan (Passing Grade), perlu dilakukan secara tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Mengelola Pengembangan Bahan Ajar, Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Bahan ajar yang dipelajari siswa sebaiknya tidak hanya berdasarkan pada buku teks pelajaran, melainkan perlu menggunakan dan mengembangkan bahan pelajaran melalui media dan sumber belajar yang sesuai dengan topic pokok bahasan. Demikiaan pula dengan keteribatan masyarakat disekitarnya (Community Based Experimental Learning) harus mulai dikembangkan secara strategis supaya menghasilkan kemampuan siswa yang terpadu dengan apa yang ada di Iingkungannya.
Di samping itu, kurikulum pendidikan juga sebaiknya mengalokasikan waktu yang cukup untuk mengembangkan kurikulum/mata pelajaran muatan lokal yang disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan kondisi pada sekolah tempat kurikulum tersebut dikembangkan. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat tentunya merupakan tantangan dan sekaligus dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai peluang oleh para guru dan siswa sebagai media pembelajaran dan sumber belajar yang efektif dan efisien untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.


6. Mengelola Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler dan Korukuler
Kegiata Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, dan minot (interest) melalui kegiatan ekstra ini. Kegiatan ekstrakurikuler secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau oleh tenaga kependidikan yang mempunyai kemampuan dan kewenangan pada lembaga pendidikan.
Keberhasilan suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dikelola secara efektif dan professional. Kegiatan ini sering “dinomor duakan” atau terabaikan karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini bukan prioritas dalam program sekolah. Padahal hasil kegiatan ini dapat Iebih mengoptimalkan dan mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Oleh karena itu kegiatan ini membutuhkan pengelolaan yang Iebih komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intrakurikuler.
3. Kurikulum dan Materi Pembelajaran
Perencanaan kurikulum pada lembaga pendidikan yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), adalah bentuk aktualisasi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah dirumuskan oleh pemerintah pusat. Demikian pula dengan materi pembelajaran yang ada di sekolah adalah pengejewantahan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yang disusun oleh lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang ada dalam kurikulum. Materi pembelajaran merupakan kegiatan di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.
Agar materi pembelajaran memenuhi standar kompetensi yang diharapkan pada tujuan pembelajaran, maka materi pembelajaran ini dapat menggunakan media yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Disinilah kreativitas guru dituntut untuk memilih media pembelajaran yang pas serta dapat menarik perhatian siswa agar terfokus pada materi pembelajaran Beberapa media belajar yang biasa digunakan dalam pembelajaran adalah gambar, leaplet, computer dll.
Materi pembelajaran juga sebaiknya didukung oleh sumber belajar yang baik, jelas dan sesuai dengan pokok bahasan. Sumber belajar terdiri dan buku, web site maupun sumber lain yang dapat dijadikan sebagai penyedia materi pembelajaran bagi guru dan siswa sesuai dengan kebutuhannya.

E. PEMBAHASAN
Pada latar belakang telah terungkap beberapa masalah mengenai pelaksanaan manajemen kurikulum pada beherapa lembaga pendidikan. Masalah tersebut tidak seharusnya terjadi apabila para pihak yang terlibat memahami secara detail prinsip dan fungsi manajemen kurikulum Secara jelas telah diungkapkan oleh Rusman bahwa prinsip manajemen kurikulum salah satunya adalah demokratisasi yaitu menempatkan pengelola, pelaksana dan subyek didik sesuai dengan posisinya masing-masing dalam pencapaian tujuan kurikulum. Ini berarti bahwa perencanaan kurikulum khususnya yang bersifat lokal ke dalam materi pembelajaran adalah tanggungjawab kepada kepala sekolah, guru termasuk siswa. Pemerintah daerah (instansi sektoral) selaiknya menyerahkan kewenangan ini dan memberi kebebasan kepada pihak sekolah dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi. Tugas pemerintah adalah melakukan monitoring untuk memastikan pelaksanakan kurikulum terlaksana sesuai tujuan.
Prinsip lain dalam manajemen kurikulum adalah kooperatif (bekerjasama), pengkajian dan dan pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan baik bila setiap pihak terlibat dan bekerjasama sesuai dengan posisi masing-masing dan saling memahami. Setiap pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan kurikulum ini diharapkan bekerja sesuai dengan posisi masing-masing. Apabila prinsip ini tidak dipahami secara baik, maka kurikulum yang diberlakukan akan melenceng dari tujuannya.
Selain prinsip yang juga mestinya diperhatikan dalam pengelolaan kurikulum adalah fungsi pengelolaan kurikulum. Masalah “Bercocok tanam di dilam laut” mestinya tidak pernah terdengar bila fungsi-fungsi manajemen perencanaan, monitoring, dan pelibatan masyarakat sekitar dalam pengkajian dan pelaksanaan kurikulum.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengkajian dan pelaksanaan kurikulum adalah hal yang penting. Partisipasi masyarakat Ini diharapkan memberikan gambaran tentang kondisi sosial masyarakat, di mana kurikulum itu akan diberlakukan (Rusman, 2009 : 5). Peserta didik atau subyek didik diharapkan tidak hanya memahami pengetahuan yang bersifat umum, tetapi juga memahami bagaimana Iingkungan sosialnya.

F. PERENCANAAN UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN
Perencanaan bagi guru pemula adalah penting sebab perencanaan membantu guru untuk membantu tugas-tugas pengajaran yang begitu kompleks. Untuk lebih efektifnya, perencanaan menjelaskan masalah lingkungan kelas, pengaruh sosial, latar belakang kebudayaan, dan intelektual siswa, harapan dan kepercayaan siswa, termasuk isi, tujuan, kegiatan pembelajaran. Para ahli behavioris dan bahkan para ahli psikologi kognitif Iebih mengutamakan hasil penyelesaian dan pengorganisasian dan kompleksitas pengajaran efektif membuat pereneanaan lebih penting.
1. Fungsi-Fungsi Perencanaan
Perencanaan berperan dalam proses pengajaran mempunyai tiga fungsi utama :
a. Emotional Security (Keamanan Emosional)
Perencanaan membantu mengurangi kegelisahan guru dengan membuat kelas lebih teratur (orderly) dan dapat dikendalikan (predictable) (C. Clark, 1988).
b. Organization (Pengorganisasian)
Perencanaan juga memberikan fungsi yang sangat praktis untuk meinbantu guru mengorganisasikan pekerjaan mereka. Dalam pengorganisasian memiliki hasil yang bermanfaat bagi siswa yang diajar berdasarkan rencana pelajaran yang baik, menghabiskan waktu sedikit; dalam kegiatan non-instruksioflal, menunggu giliran mereka dan penyelesaian tugas kegiatan instruksional (Byra & Collan, 1992)
c. Reflection (Refleksi)
Refeleksi meliputi pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam diri kita (guru) tentang pengajaran. Pertanyaan mendasar dan menyeluruh selama refleksi ini, misalnya : apakah yang saya lakukan dan mengapa saya lakukan? Selanjutnya refleksi disebut juga sebagai suatu kebutuhan individu terhadap penilaiannya dan introspeksi din atau kepuasan yang efektif (Valverde, 1982 : 86). Guru yang mempunyai refleksi selalu berfikir tentang pelajaran mereka dan bermanfaat terhadap penibelaiaran siswa (D. Ross, 1989).

G. PERSYARATAN UNTUK PERENCANAAN YANG EFEKTIF
Seperti yang telah diketahui bahwa hubungan antara perencanaan dan pengajaran adalah kompleks yang berkaitan antara satu dengan lainnya. Perencanaan efektif sekurang-kurangnya memiliki tiga jenis isi, yakni :
1. Isi Pengetahuan (Knowledge of Content)
Seseorang pengajar tidak dapat mengajarkan apa yang dia sendiri tidak pahami. Maka untuk efektifnya guru harus mengetahui sepenuhnya materi yang mereka ajarkan, penguasaan terhadap materi mempunyai implikasi yang penting bagi perencanaan.
2. Isi Ilmu Mendidik (Pedagogical Content Knowledge)
Penguasaan materi itu sendiri bagaimanapun tidak akan pernah cukup, karena itu guru seharusnya memiliki pengetahuan ilmu mendidik (L. Shulman, 1986) atau pengetahuan tentang metode-metode mengajar. Pemberian pemahaman terhadap pelajaran yang sulit akan berhasil selama guru-guru mengubah dan model transmisi (Brain Spord 1993) atau penjelasan yang sederhana ke arah membimbing siswa untuk membangun pemahaman mereka.
3. Pengetahuan Belajar dan Pembelajaran
Pemahaman guru terhadap pembelajaran merupakan factor yang mempengaruhi peningkatan pembelajaran. Untuk efektifnya, guru-guru harus memperhatikan faktor-faktor tersebut ketika merencanakan materi. Contoh : Ron memahami pada siswa kelas 6, ia memperoleh ide-ide yang abstrak tentang materi heat (panas) dan molekul-molekulnya hams dimintai secara kongkrit jika mereka telah memahami betul. Dia memperhatikan perkembangan dan pengharapan siswa-siswanya seperti yang telah direncanakan. Hasratnya untuk menjadikan siswa-siswanya “pandai” dengan cara membuat unit-unit menarik.

H. BIDANG PENGAJARAN (DOMAIN OF INTRUCTION)
Ada tiga bidang bagian pengajaran yang dapat membandingkan objektif dan setiap unit pada soal-soal latihan. Carol mengomentari bahwa saya sedang mencoba untuk mengembangkan kekuatan dan kepleksibelan sehingga mereka tidak melakukan kegiatan-kegiatan lain dan kemudian mereka akan memiliki pondasi atan dasar yang kuat. Pengajaran yang efektif selalu membutuhkan pengalaman dalam proses belajar, baik karaktertistik siswa pada tingkat perkembangan yang berbeda, perbedaan individual, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi maupun prosedur untuk mempertahankan ketertiban ruang kelas.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meniusatkan pengetahuannya dan pemahamanya pada fakta, konsep, prinsip, aturan, skill, dan pemecahan masalah. Ranah ini merupakan dimensi intelektual yang diberikan di sekolah. Sebagai contoh suatu pelajaran yang memusatkan pada objektif itu harus mempunyai sebagian atau keseluruhan di bawah ini :
a. mendefinisikan adjektifa,
b. mengenal contoh-contoh adjectiva dalam kalimat-kalimat agar dapat menulis dengan teliti dengan menggunakan adjiktiva,
c. membuat tulisan menarik dengan menggunajcan adjektiva.
Dan rencana pengajaran May (nama seorang guru) di atas, dia mempunyai dua objektif, keduanya dihubungkan agar dapat memasukkan pecahan-pecahan ke dalam desimal tetapi sebenamya Siswa itu mempunyai kebutuhan yang berbeda, persamaannya hanya ada pada objektifnya. Sebagaimana suatu pelajaran yang memusatkan pada objektif di atas. Dalam menanggapi variasi level objektif peneliti mengembangkan suatu sistem pengklasifikasian. Hasil dan usaha itu, dikenal dalam pendidikan dan secara umum dikenal sebagai taksonoiny bloon. Taksonomy bloom merupakan pengembangan sistem kiasifikasi untuk membantu guru-guru memikirkan tentang objektif yang mereka tulis, pertanyaan yang mereka tanyakan, dan penafsiran yang dipersiapkan itu mempunyai enam level dan memory ke operasi perintah tertinggi Level tersebut adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif
Ranah afektif sangat penting karena sasaran utama sekolah difokuskan padanya, namun bagaimana pun itu tidaklah lengkap. Ranah afektif sekarang menfokuskan pada sikap dan nilai pengajaran dan perkembangan hasil siswa serta pertumbuhan emosionalnya. Objek ranah afektif dapat juga diklasifikasikan dalam salah satu dan bentuk ranah kognitif yang telah dikembangkan mempunyai struktur yang sama dengan ranah afektif yang memfokuskan pada sikap dan nilai pengajaran dan perkembangan pribadi siswa. Guru-guru yang efektif juga menggunakan sasaran efektif untuk mempromosikan pribadi siswa dan pertumbuhan emosionalnya dengan memelihara lingkungan belajar, guru mengarahkan kepada pengamanan, pemilihan, penghargaan dan perasaan untuk membantu siswa mengembangkan kemauannya seperti halnya mereka belajar tentang materi yang spesifik. Sebagai guru apa yang dilakukan ketika merencanakan pelajaran, apakah mencoba menjadikan siswa lebih berilmu ataukah mencoba mengubah cara mereka berpikir tentang dunia. Bagaimana tentang nilai dan sikap, bagaimana pengajaran mempengaruhi cara siswa merasakan diri dan orang-orang sekitarnya.

3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor memfokuskan pada pengembangan fisik siswa dan keahlian. Secara histonis ranah psikomotor telah diterima paling sedikit tiga perhatian formal dalam bidang lain dan pendidikan fisik dan taksonomi di bidang ini tidak berkembang sampai tahun 1970, bagaimana sekolah meningkatkan perhatiannya pada perkembangan fisik di awal pengalaman belajar sebagai perkembangan pemahamannya secara keseluruhan akan menjadi lebih baik. Ilmu membutuhkan perlengkapan seperti mikroskop dan perlengkapannya, ilmu pasti membutuhkan konstruksi dan pedoman dan word processingnya, training mengemudi membutuhkan keahlian fisik inilah semua kegiatan psikomotor.





DAFTAR PUSTAKA

Rusman, DR, M.Pd. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta. Rajawali Press

Suparlan, M.Ed. 2007. Modul : Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Universitas Tama Jagakarsa. Jakarta. www.suparlon.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar